Halaman

Selasa, 27 April 2010

Tentang Hidup

Hidup ini aneh ya?

Kita sering mengeluh,pada saat musim kemarau cuaca terasa begitu terik,dirumah ngga betah karena terasa panas,tetapi mau keluar rumah sinar matahari terasa membakar kulit kita.
Debu juga beterbangan,apalagi kalau ada angin kencang,debu cukup merepotkan kita,kalau di rumah,setelah kita sapu sudah kotor lagi.Apalagi kalau naik motor terasa cukup repot.

Itu tadi kalau musim panas,sementara kalau musim hujan,mungkin kita akan mengeluh,dingin ,jalanan becek atau bahkan banjir sehingga menghambat pekerjaan kita.Yang punya bayi akan kerepotan,pakaian bayi ngga kering-kering sementara ganti pakaian sudah habis.Kita juga tahu pada saat musim hujan banyak sekali bencana alam,banjirlah,tanah longsorlah dan masih banyak lagi.
Itu semua yang kita rasakan dalam kehidupan ini,yang sering hanya dapat mengeluh dan mengeluh saja.Mungkin ini sifat manusia yang kurang dapat mensyukuri nikmat dari Tuhan.

Sebagian orang mungkin bertanya-tanya,mengapa Tuhan memberikan banyak bencana kepada manusia.

Bagaimana dengan Anda dan saya,apakah sama dengan mereka?

Mari sejenak kita renungkan,mengapa semua bencana alam itu terjadi.Mungkin kah Tuhan berniat menghukum kita atas sifat-sifat kita yang kurang mensyukuri karuniaNya dan malah melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar perintahNya.Kalau demikian,mari ubah sifat dan perilaku kita.
Mungkin juga karena kesalahan-kesalahan kita yang berbuat semaunya kepada alam,dan tak mempedulikan alam.Kesalahan kita ini bisa bermacam-macam,mulai dari membuang sampah semaunya yang menyebabkan selokan-selokan air mampet dan menyebabkan banjir,atau penebangan hutan tanpa menanam kembali,untuk dijadikan ladang sayuran atau kebon teh yang secara instan dapat menguntungkan tanpa mengingat akibat yang di timbulkan,sehingga terjadi tanah longsor yang terjadi di jawa barat,dan masih banyak lagi contoh lain.

Setelah kita merenung,apakah kita masih menyalahkan alam ini atau bahkan menyalahkan Tuhan?
Menurut saya,kita manusia harus mawas diri dan mulai merubah sikap terhadap alam ini,karena sesungguhnya alam ini cukup bersahabat kalau kita bisa bersahabat dengannya.

Kamis, 22 April 2010

BAHAYA ROKOK

"Merokok dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,impotensi,dan gangguan kehamilan dan janin"

Anda pasti sering melihat anjuran/peringatan akan bahaya merokok seperti diatas pada setiap bungkus rokok, atau di iklan- iklan rokok yang terpampang jelas di pinggir-pinggir jalan, meskipun demian seram dan berbahaya tetap saja masih banyak orang yang enggan untuk meniggalkan kebiasaan buruk tersebut.Entah apa yang ada dalam pikirannya,tidak tahukah?, atau masa bodoh,atau sejuta alasan untuk menyatakan sikap tak peduli.

Bagaimana dengan Anda? apakah Anda masih bisa berpikir seperti kebanyakan orang tersebut? kalau ya mungkin ini saatnya untuk Anda mengubah sikap tersebut dan menghentikan kebiasaan tak sehat itu,dan segera bertaubat.Data dari badan kesehatan dunia WHO tahun 2009 menunjukkan 3 juta orang meninggal dunia karena rokok.Sementara yang lainnya menderita berbagai penyakit kronis yang disebabkan oleh rokok,seperti bronkhitis atau asma.

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan dapat menyebabkan kematian.Kandungan zat yang terdapat dalam rokok diantaranya fenol ( bahan pembersih lantai ), arsen (bahan racun tikus), formalin (bahan pengawet mayat).

Kandungan berikutnya merupakan komponen racun paling utama. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia,salah satunya bahan seperti benzopherene yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang diketahui menjadi penyebab kanker, Nikotin; zat adiktif yang mempengaruhi kerja syaraf dan peredaran darah sehingga mengakibatkan kecanduan. Zat ini bersifat karsinogen dan memicu kanker paru-paru yang mematikan. Dan masih ada lagi yaitu kandungan karbon monoksida,yang mengikat hemoglobin dalam darah,membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Apabila racun rokok tersebut masuk kedalam tubuh manusia atau hewan, maka akan menyebabkan kerusakan pada setiap organ di seluruh tubuhnya mulai dari hidung,mulut,saluran pernafasan,paru-paru,saluran darah,jantung,sampai ke saluran kencing.

Akibat Rokok

B
erikut ini adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari kebiasaan merokok.

1.Kanker paru-paru -kanker yang paling umum yang disebabkan oleh rokok.Bagi Anda yang biasa merokok 1 bungkus per hari, maka dalam setahun paru-paru Anda akan terlapisi oleh tar sebanyak satu cangkir.Satu batang rokok setiap hari dapat memicu perubahan sel dalam jaringan paru-paru,mengakibatkan kanker paru-paru di kemudian hari.

2.Penyakit jantung - Penyebab kematian kedua terbesar untuk perokok.Banyak jenis gangguan jantung seperti gangguan di pembuluh darah besar, myocardial degenerasi (serangan jantung) dan penyakit jantung ischenic (kekurangan darah ke suatu organ,seperti jantung) sering terjadi di usia tiga puluhan.

3.Radang paru-paru - infeksi paru-paru yang sangat serius.Penyakit ini juga diwarnai dengan sakit dada ,demam,panas dingin,batuk dan sesak nafas.Paru-paru sering terisi dengan banyak cairan yang menjadi penyebab sesak nafas.Radang paru-paru dapat terjadi pada siapapun,tetati perokok sangat rentan terhadap penyakit ini.

Sekarang bagaimana,apakah Anda masih ingin untuk melanjutkan kebiasaan tidak sehat itu,atau secepatnya berhenti? Ya kalau Anda masih tak peduli dengan kesehatan Anda sendiri,pedulilah dengan anak istri atau orang-orang di sekitar Anda.Memang,kalau menghentikan kebiasaan yang sudah bertahun-tahun itu tidak mudah,tetapi kalau disertai niat yang kuat pasti bisa. Tapi kalau masih berkeras hati sebaiknya jangan hidup di bumi ini,atau kelaut aja dehhh.

Ingatlah sakitmu di waktu engkau masih sehat

Selasa, 13 April 2010

PEMIMPIN SEJATI

Dalam suatu lamunan, tiba-tiba saya teringat satu pengalaman pribadi di sebuah sekolah.

Seorang anak laki-laki ditanya oleh orangtuanya, “Nak, Nanti kalau kamu sudah besar ingin jadi apa?” Si anak balita itu dengan sangat percaya diri spontan menjawab, “Mau jadi plesiden!” katanya dengan suara dan pengejaan yang masih sangat khas anak-anak. Sementara anak yang lain lagi menjawab ingin jadi jenderal ketika ditanya dengan pertanyaan serupa. Yang lain lagi ingin jadi menteri, polisi, tentara, dokter, insinyur, guru, pengacara, hakim, jaksa, direktur bank, dll. Semua anak ingin menjadi “orang hebat” atau “orang penting” dengan kata lain, mereka kelak ingin menjadi “bos” alias pemimpin. Tentu saja, para pengajar, pembina, dan orang tua siswa amat bangga dengan cita-cita anak-anak didik yang ceria itu.

Tiba-tiba muncul dalam benak saya,mengapa tidak seorangpun anak yang melontarkan jawaban ‘nyleneh’. Misal, jika besar nanti aku ingin jadi pelayan. Atau mungkin,ingin jadi sopir bus,atau lebih konkrit lagi,atau ingin seperti orang tuanya atau tetangganya yang menjadi TKI diluar negeri. Bukankah lebih dari setengah juta warga negara Indonesia menjadi TKI, itu cukup menjadi daya pikat bagi anak? Ditambah lagi para TKI itu mendapat julukan terpuji sebagai pahlawan devisa bagi negara? Atau barangkali, ingin jadi "bi Iyem" atau "mang Ijo" sebutan pembantu dirumah, Bukankah mereka menjalankan pekerjaan yang mulia dan halal?

Apa yang salah dengan cita-cita menjadi pelayan sehingga tak satu pun anak-anak (kota) bercita-cita ingin jadi pembantu?

Selama ini ada pencitraan yang suram dan keliru tentang pekerjaan sebagai pelayan alias pembantu, Di negeri ini, menjadi pelayan atau pembantu identik dengan menjadi babu. Pembantu alias babu di negeri ini kebanyakan dimaknai sebagai budak. Kasta yang sering dianggap rendah oleh sebagian masyarakat. Pembantu nyaris tak punya hak kekuasaan apa pun. Bahkan, dalam konteks pembantu rumah tangga (PRT), kondisi ini begitu nyata.

Di negara-negara maju dan beradab pembantu dibayar mahal. Tak sembarang keluarga bisa mempunyai pembantu, apalagi bila secara ekonomi pendapatan rumah tangga tak memungkinkan. Karena tak mampu membayar PRT. Pelayan-pelayan restoran pun dibayar mahal meski hanya bekerja paruh waktu. Mereka dibayar sebagai orang yang punya keahlian, bukan sebagai babu alias budak. Para pelayan pun dihargai secara profesional dengan tugas, aturan, dan jam kerja yang jelas.

Di negeri ini profesi PRT dianggap rendah, namun demikian selalu dibutuhkan. Hampir tak ada negosiasi untuk gaji PRT, seolah sudah ada patokan baku. Siapa pun tahu, PRT di sini mengerjakan apa saja secara simultan, dari A sampai Z. Mulai dari mengurusi anak, belanja, masak, menyediakan minuman dan makanan, bersih-bersih rumah, cuci pakaian, setrika, cuci mobil, hingga kadang kerokan jika majikan masuk angin. Bahkan, membeli obat flu di warung pun menyuruh pembantu. Begitu besarnya peran PRT dalam urusan keluarga, maka ketika musim PRT mudik meski hanya beberapa hari, banyak majikan kelimpungan. Ternyata kerja menjadi pelayan sangat tidak mudah! Jadi, masihkah menganggap rendah profesi pembantu?

Ada nilai spiritual yang tinggi namun tak terkatakan di balik pekerjaan sebagai pelayan. Hakekat kerja pembantu adalah melayani majikan. Meski diupah, jika tak ada spirit dari dalam diri untuk membantu atau melayani – pelayanan itu menjadi hambar. Nilai tertinggi aksi ‘melayani’ yang tak terkatakan itulah yang selalu dilupakan orang. Karena aksi melayani itulah, banyak tokoh besar dunia menjadi sangat bersejarah dan namanya selalu dikenang abadi sepanjang masa. Sebut saja Ibu Theresa, Nelson Mandela, para penemu dan ilmuwan, para pemenang Nobel, tokoh-tokoh agama dan kemanusiaan, dll. Mereka mengabdikan dirinya untuk melayani sesama dalam berbagai bidang keahlian masing-masing,dengan sukarela dan keiklasan dan takpernah ada keluhan sedikitpun terucap dari mulutnya.

Pemimpin sejati sebenarnya adalah pelayan. Tugas utama seorang pemimpin sesungguhnya adalah melayani bukan dilayani. Kebanyakan orang bercita-cita menjadi bos, agar ia bisa dilayani. Hampir tak pernah ada, seseorang yang bercita-cita secara tulus menjadi pemimpin agar ia bisa melayani orang lain. Saya amat terkesan dengan salah satu ajaran bijak Sang Filsuf sejati Isa Almasih, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaknya ia menjadi pelayanmu.” Ajaran kebijaksanaan ini telah terbukti dan menginspirasi banyak tokoh besar dunia.

Ajaran spiritual tentang ‘pemimpin adalah pelayan’ juga ada di tanah Tiongkok. Ajaran kebijaksanaan itu tertulis dalam buku Dao De Jing yang ditulis filsuf Tiongkok kuno Lao Zi (2.500 tahun silam). Lao Zi mengelompokkan pemimpin dalam empat kategori.

Pertama, pemimpin yang memiliki kualitas tertinggi adalah ia yang tidak mengaitkan urusan pribadi dengan pekerjaan dan jabatannya. Menurut Lao Zi, seorang pemimpin tak layak menonjolkan diri, apalagi memamerkan jasa-jasanya kepada publik yang dipimpinnya. Justru jauh lebih baik, bila rakyat tak pernah tahu bahwa kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa-negara sebenarnya adalah berkat kerja kerasnya. Pemimpin yang berkualitas tinggi tak suka obral janji, kata-katanya selalu ditepati. Tak pernah ada keraguan untuk membela rakyat dan anak buahnya untuk kebaikan bersama, apalagi demi keadilan. Dengan demikian, rakyat tak perlu melontarkan puja puji karena tahu persis memang seperti itulah seharusnya tanggung jawab pemimpin. Itulah pemimpin sejati.

Kedua, Lao Zi melihat ada pemimpin yang berperilaku suka menonjolkan diri, menunjukkan bahwa dirinya telah berjasa dan banyak bekerja untuk rakyat. Juga suka menunjukkan bahwa dirinya telah berbuat adil sehingga mendapatkan puja puji dari rakyat. Kualitas pemimpin yang bekerja demi pamrih seperti ini, tidak layak menjadi pemimpin.

Ketiga, pemimpin yang suka membuat rakyat takut. Menurut Lao Zi, pemimpin seperti ini dihormati dan disegani bukan karena pengabdian, kebaikan, keadilan, dan ketulusannya tapi karena ia memerintah dengan tangan besi. Biasanya, pemimpin otoriter seperti ini gemar mengeluarkan banyak undang-undang dan peraturan. Tujuannya bukan untuk kebaikan bersama, tapi demi membatasi gerak kebebasan rakyat. Ujung-ujungnya, untuk melanggengkan kekuasaan pribadi. Lao Zi mengatakan, makin banyak peraturan menunjukkan banyaknya persoalan yang tak beres. Sebaliknya, sedikit peraturan menunjukkan kondisi negeri itu tertib.

Keempat, Lao Zi menulis tentang kualitas pemimpin yang paling buruk. Pemimpin yang sudah tidak dipercayai, dicerca, dan ditentang oleh rakyatnya sendiri, karena hidupnya mencampuradukkan urusan pribadi dengan jabatan pekerjaannya, hidupnya bermewah-mewah dari hasil korupsi sementara rakyatnya hidup susah. Pemimpin yang seperti ini, suka menonjolkan diri, selalu merasa berjasa, dan otoriter ada sampai sekarang. Pemimpin seperti ini tak peduli terhadap kondisi rakyatnya yang miskin dan bodoh.

Kesadaran untuk melayani orang lain dengan semangat kejujuran dan ketulusan tanpa pamrih apa pun hingga menjadi kebiasaan yang otomatis, tidak datang tiba-tiba. Semangat untuk melayani harus ditanamkan sejak dini. Banyak slogan simpatik yang berbicara ’siap melayani Anda’ atau ‘polisi pelayan masyarakat’ dsb., tapi semuanya masih berhenti di bibir saja. Amat jauh dari kenyataan. Mestinya para pemimpin negeri ini bisa mulai memberikan contoh dan teladan melayani publik secara konkrit. Bukan hanya ketika kampanye saja. Tapi itu semua masih menjadi mimpi di tengah hari bolong.

Aku selalu memimpikan adanya pelayanan yang tulus tanpa pamrih di negeri ini. Tentu saja disertai dengan senyum yang ramah siap melayani siapa pun yang membutuhkan bantuan. Kapan ya? Ada yang bisa saya bantu?

HUJAN

Supri

Saya teringat waktu melewati masa kecil di Bantul, kampung tempat aku lahir dan di besarkan. Jikalau hujan datang, ada luapan rasa yang membahagiakan. Hujan, menjadi saat yang menyenangkan,dimana saya dapat ngobrol dengan bapak dan ibu di balai-balai bambu buatan bapak sambil makan jagung rebus,atau nongkrong di depan tungku untuk membakar jagung, atau sekadar duduk rapat-rapat di samping mereka. Hujan juga menginspirasikan hal-hal menyenangkan; membayangkan bermain, berlarian, mandi hujan di bawah pancuran talang depan rumah,bermain ciprat-cipratan air bersama teman-teman di halaman rumah.

Sungguh…hujan menjadi sesuatu yang selalu dirindukan kehadirannya.

Itu dulu… Bulan kemarin, hujan turun di Jakarta. Tak ada luapan rasa gembira, justru rasa was-was, khawatir, hujan (lagi-lagi) akan bikin banjir. Kekhawatiran—yang saya yakin-–jadi kekhawatiran sebagian besar warga ibu kota. Di banyak bagian di wilayah Jakarta dan sekitarnya, air merendam jalan-jalan dan permukiman, setelah hujan mengguyur. Air yang menggenang itu tentu saja menyusahkan dan mengganggu kehidupan masyarakat.Bahkan menyebabkan warga harus meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi,dan harus tinggal di tempat pengungsian yang tidak nyaman untuk beberapa hari sambil menunggu air surut.

Para pekerja terpaksa bersusah payah mencapai tempat kerja karena jalanan atau bahkan rumah mereka terendam banjir. Anak-anak terkendala berangkat ke sekolah. Pedagang pun jadi sulit mencari nafkah. Hujan sebenarnya merupakan salah satu fenomena alam yang sangat biasa. Sama seperti matahari bersinar, tanaman tumbuh, hewan berkembang biak.

Mengutip Wikipedia, hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik, di mana kelembaban dari laut menguap, bertukar menjadi awan, terkumpul menjadi awan, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

Namun, hujan kini jadi sesuatu yang menakutkan. Siapa warga Jakarta yang kini bahagia bila hujan turun?? Bagi kaum muda juga menjadi hambatan untuk pergi menemui sang kekasih.

Tetapi hujan tetap harus turun,walaupun banyak orang tak mengharapkan.sebab petani akan tetap mengharapkan turunnya hujan,jika tak ada hujan bagaimana tanaman petani dapat tumbuh,sumur warga juga akan kering.


Sabtu, 10 April 2010

Birokrasi Pemerintah Harus di Benahi

JAKARTA– Akibat banyaknya praktek korupsi dan makelar kasus di beberapa intitusi pemerintahan, sudah seharusnya pemerintah segera melakukan pembenahan terhadap kantor-kantor pemerintah yang bersifat melayani publik,dari tingkat yang paling bawah sampai ke tingkat pusat.

Adanya praktek korupsi dan makelar kasus di beberapa institusi pemerintahan, juga didukung oleh birokrasi yang tidak tertata,alias semrawut.

Birokrasi yang tidak tertata dan lemah terhadap pengawasan, memungkinkan berkeliarnya para koruptor dan makelar kasus didalam institusi itu,

Sudah seharusnya pemerintah segera melakukan pembinaan terhadap institusinya,dari tingkat paling bawah sampai tingkat pusat, khususnya institusi yang terkait dengan kasus makelar kasus.
Tetapi disamping melakukan pembinaan terhadap institusi pemerintahan,sudah saatnya pula untuk melakukan pembenahan terhadap sistem rekrutmen kepegawaiannya,sebab biasanya dari sistem rekrutmen yang sudah menyimpang akan menyebabkan niat yang kurang baik,(supaya dana yang sudah dikeluarkan bisa cepat kembali.

"Dilakukannya pembinaan terhadap jajaran institusi tersebut akan membuat pegawai dan oknum didalamnya untuk tidak lagi menyalahgunakan profesi dan jabatannya".

Ingat,kita jangan terpaku pada pemberitaan yang hanya fokus pada penangan kasus di tingkat pusat saja,sebab didaerah juga berpeluang terjadi,seperti kasus keluarga Kadana di Indramayu yang harus tinggal di kandang kambing.

Supri, 10- April-2010

Sabtu, 03 April 2010

Selamat datang

Puji Tuhan.

Terimakasih Tuhan,atas berkatMu. Setelah belajar dan belajar akhirnya bisa juga saya membuat blog di blogger.

Ini adalah tulisan saya yang pertama, semoga ke depannya saya lebih suka menulis di blog ini,dan semoga Tuhan memberikan ide-ide segar yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dan untuk teman-teman blogger,saya mengucapkan selamat datang di blog saya ini,dan tolong berikan masukan berupa kritik saran dan komentarnya,dan terimakasih atas kunjungannya.

Salam,
Tangerang. 03 April 2010